Tidak dapat disangkal bahwa sebagian besar pelajar, khususnya mahasiswa, membutuhkan beasiswa untuk membayar biaya kuliahnya. Saat ini, ada banyak universitas, institusi, perusahaan, dan bahkan organisasi yang menawarkan beasiswa dan bantuan keuangan kepada mahasiswa dan sarjana berbakat. Beasiswa yang ditawarkan mulai dari beasiswa dalam negeri hingga beasiswa luar negeri. Sehingga , proses pendaftaran sering dilakukan secara online. Sekilas cara ini terlihat praktis, namun tahukah kamu ternyata banyak oknum tidak bertanggung jawab yang menggunakan cara ini untuk melakukan penipuan? Indonesia sendiri melaporkan kasus penipuan yang disamarkan sebagai subsidi setiap tahun.

Tentu saja, kamu ingin untuk mengikuti beasiswa, tetapi kamu takut dibodohi. Inilah yang perlu kamu ketahui untuk menghindari penipuan beasiswa:

1. Sumbernya tidak jelas
Cukup masukkan “beasiswa” dan klik pada halaman (situs web) untuk melihat berbagai jenis informasi.
Ada begitu banyak informasi tentang beasiswa yang tersedia sehingga persyaratannya terpenuhi dan kamu lupa apakah beasiswa itu valid atau palsu. Jadi kita harus berhati-hati. Cari tahu apakah situs kamu benar-benar dapat dikamulkan. Rahasianya adalah memeriksa situs domain pemberi. Misalnya, ada informasi tentang beasiswa dari universitas ternama di Indonesia, tetapi kamu bisa melihat bahwa domainnya adalah .com. Perhatikan bahwa domain kampus harus .ac.id. Hal ini juga berlaku bagi pemberi beasiswa dari organisasi atau bisnis.

2. Logo situs yang digunakan
Umumnya ada situs beasiswa palsu yang mencantumkan logo universitas, bank, dan institusi lainnya. Kamu belum pernah bekerja dengan mereka, tetapi kamu baru saja mendapatkan logonya. Hal ini dilakukan untuk memastikan status sebagai penyelenggara resmi. Sebagai tindakan pencegahan, kamu dapat memeriksa kredibilitas logo yang ditampilkan di situs web di Internet. Juga, cari alamat email universitas dengan logo untuk melihat apakah ini situs web yang kamu rujuk saat melamar beasiswa.

3. Meminta informasi tentang data keuangan
Beasiswa awal tidak memerlukan informasi pribadi seperti rekening bank, nomor kartu kredit, nomor PIN, dll pada saat pendaftaran awal.
Pada umumnya beasiswa resmi hanya membutuhkan data pribadi dan informasi pribadi tentang prestasi. Jika kamu menemukan formulir yang meminta kamu untuk mengisi rincian keuangan ini, formulir itu adalah penipuan.
Namun, jika kamu lulus beasiswa 100%, tentu saja kamu akan diminta memasukkan nomor rekening tanpa PIN agar pengelenggara dapat memberikan beasiswa. Penyelenggara hanya meminta foto atau salinan buku tabungan beasiswa.

4. Minta pembayaran tertentu
Jangan mengajukan beasiswa jika calon penerima beasiswa harus membayar kepada penyelenggara dalam jumlah tertentu. Metode ini paling sering digunakan untuk penipuan hibah. Mereka menarik peserta dengan menyediakan fasilitas yang bagus. Namun, kamu harus membayar biaya tertentu pada saat aplikasi. Jika kamu mengeluarkan biaya tertentu, pastikan itu wajar.
Karena beberapa penyelenggara hanya memberikan beasiswa sebagian atau tidak mencakup 100% dana pendidikan.

5. Kurang Terkenal
Umumnya, penyelenggara beasiswa sudah terkenal dengan reputasinya yang baik. Hal ini bisa dibuktikan dari rekam jejak kerja samanya bersama universitas, pemerintah, atau lembaga lainnya. kamu bisa mengeceknya di ulasan para alumni penerima beasiswa atau menanyakan kepada kenalan kamu yang pernah mendapatkan beasiswa tersebut.

6. Tanpa Proses Seleksi
Semua penyedia beasiswa mencari pemegang beasiswa berkualitas terbaik. Calon penerima beasiswa diwajibkan untuk mengajukan beasiswa. Oleh karena itu, tidak ada penyelenggara yang memberikan informasi yang menjamin pendaftar lulus 100%. Jika ya, kamu harus curiga ketika menemukan persyaratan beasiswa seperti itu.

Sumber : https://ruangmahasiswa.com/info/ciri-ciri-program-beasiswa-palsu/