Tahun ini seharusnya menjadi tahun paling bersejarah dan penuh perjuangan bagi angkatan 2016, si mahasiswa semester 8. Menuntaskan tugas akhir atau skripsi tepat waktu, mungkin menjadi wishlist paling atas bagi kebanyakan mahasiswa. Namun ternyata, bermodal perjuangan saja tidak cukup. Angkatan ini diajarkan untuk lebih bersabar.
Kedatangan Covid-19 yang tiba-tiba, membuat beberapa atau mungkin banyak mahasiswa harus berlapang dada mengendorkan pace-nya dan merelakan keinginan lulus tepat waktunya mundur. Bagaimana tidak? Penelitian di dalam laboratorium yang sudah setengah jalan harus berhenti karena kebijakan tidak adanya aktivitas di lingkungan kampus. Penelitian lapangan yang mengharuskan mahasiswa mencari responden di luar kampus juga terhenti karena adanya himbauan untuk social distancing. Bahkan beberapa tempat yang digunakan untuk pengambilan data mungkin tutup sampai waktu yang tidak bisa ditentukan. Sedih, kecewa, bingung, campur aduk rasanya.
Di sisi lain, mungkin juga tidak sedikit teman-teman mahasiswa yang masih bisa melanjutkan penelitian dengan segala kerja kerasnya hingga bisa sidang, yang trennya disebut “sidang via corona”. That’s a great work! Lalu, mulai muncul pertanyaan-pertanyaan yang bersumber dari rasa insecure melihat teman-teman seangkatan sudah melaju terlebih dahulu, “Kapan ya aku bisa melanjutkan penelitian?”, “Kapan ya aku bisa sidang?”, dan lain-lain yang menyiksa batin. Belum lagi pertanyaan klasik yang datang dari om, tante, saudara-saudara, “Kok belum lulus?”, “Sampai mana skripsinya?”. Hmmm hanya bisa menghela nafas.
Semua perasaan kecewa dan insecure yang datang itu wajar. Tapi, jangan terlalu lama terlarut ya! Meskipun skripsimu memiliki progress yang lamban, kamu masih bisa loh produktif. Beberapa hal berikut ini mungkin bisa kamu lakukan untuk mengatasi rasa insecure atas skripsimu yang terhambat.
1. Lakukan hal-hal seru yang sebelumnya jarang kamu lakukan
2. Terus kembangkan skill yang kamu miliki
3. Ikut webinar. Banyak yang gratis lho!
4. Take your time
5. Selalu berdoa
Berkeluh kesah kepada yang menciptakan manusia tidak ada salahnya kok. Ketika apa yang kita curahkan kepada sesama manusia tidak menemukan jawaban, mungkin itu pengingat bahwa Tuhan merindukan kita. Tuhan merindukan hamba-Nya bercerita. Kita sebagai manusia harus selalu percaya bahwa kekuatan doa begitu dahsyat.
Bagaimanapun tidak ada perjuangan dan kesabaran yang sia-sia. Tidak semua hal harus diukur berdasarkan waktu tercepat. Setiap orang punya kisah perjalannya masing-masing. Tetap semangat, jangan lupa improve kualitas diri, dan terus berdoa teman-teman mahasiswa!
Sumber : https://www.hipwee.com/list/mengatasi-insecurity-bagi-para-pejuang-skripsi-di-masa-pandemi/
Leave A Comment
You must be logged in to post a comment.