Tahun ini seharusnya menjadi tahun paling bersejarah dan penuh perjuangan bagi angkatan 2016, si mahasiswa semester 8. Menuntaskan tugas akhir atau skripsi tepat waktu, mungkin menjadi wishlist paling atas bagi kebanyakan mahasiswa. Namun ternyata, bermodal perjuangan saja tidak cukup.  Angkatan ini diajarkan untuk lebih bersabar.

Kedatangan Covid-19 yang tiba-tiba, membuat beberapa atau mungkin banyak mahasiswa harus berlapang dada mengendorkan pace-nya dan merelakan keinginan lulus tepat waktunya mundur. Bagaimana tidak? Penelitian di dalam laboratorium yang sudah setengah jalan harus berhenti karena kebijakan tidak adanya aktivitas di lingkungan kampus. Penelitian lapangan yang mengharuskan mahasiswa mencari responden di luar kampus juga terhenti karena adanya himbauan untuk social distancing. Bahkan beberapa tempat yang digunakan untuk pengambilan data mungkin tutup sampai waktu yang tidak bisa ditentukan. Sedih, kecewa, bingung, campur aduk rasanya.

Di sisi lain, mungkin juga tidak sedikit teman-teman mahasiswa yang masih bisa melanjutkan penelitian dengan segala kerja kerasnya hingga bisa sidang, yang trennya disebut “sidang via corona”. That’s a great work! Lalu, mulai muncul pertanyaan-pertanyaan yang bersumber dari rasa insecure melihat teman-teman seangkatan sudah melaju terlebih dahulu, “Kapan ya aku bisa melanjutkan penelitian?”, “Kapan ya aku bisa sidang?”, dan lain-lain yang menyiksa batin. Belum lagi pertanyaan klasik yang datang dari om, tante, saudara-saudara, “Kok belum lulus?”, “Sampai mana skripsinya?”. Hmmm hanya bisa menghela nafas.

Semua perasaan kecewa dan insecure yang datang itu wajar. Tapi, jangan terlalu lama terlarut ya! Meskipun skripsimu memiliki progress yang lamban, kamu masih bisa loh produktif. Beberapa hal berikut ini mungkin bisa kamu lakukan untuk mengatasi rasa insecure atas skripsimu yang terhambat.

1. Lakukan hal-hal seru yang sebelumnya jarang kamu lakukan

Mollie Sivaram

Mollie Sivaram via https://unsplash.com

Bagi mahasiswa rantau khususnya, mungkin sebelum pandemi ini lebih sering jajan di luar sambal ngobrol cantik dengan teman-teman. Tetapi karena banyak tempat makan yang tutup, sekarang orang-orang jadi lebih sering ke dapur. Kamu bisa lho mencoba resep-resep viral yang kelihatan mudah tapi ternyata susah-susah-gampang saat dicoba, seperti dalgona coffee, churros, pie teflon, cilok, dll. Makin asyik kamu mencoba, percaya deh rasa insecure-mu pasti akan berkurang.

2. Terus kembangkan skill yang kamu miliki

Austin Distel

Austin Distel via https://unsplash.com

Sayang banget kalau selama ini kamu punya skill tapi hanya didiamkan saja. Misal kamu pandai dalam hal public speaking, kamu bisa loh mengasahnya dengan membuat podcast. Tidak perlu membahas hal berat, kegiatan apa yang kamu lakukan selama pandemi saja sudah sangat menarik untuk dibahas. Atau jika kamu punya skill fotografi, kamu bisa coba virtual photoshoot seperti yang sedang viral saat ini. Minta bantuan kepada temanmu untuk menjadi model, pasti mereka senang deh!

3. Ikut webinar. Banyak yang gratis lho!

Wes Hicks

Wes Hicks via https://unsplash.com

Dengan adanya pembatasan kegiatan di luar rumah, orang menjadi lebih sering menghabiskan waktunya di depan laptop atau gadget. Tidak sedikit perusahaan atau expert yang akhirnya berbaik hati membagikan ilmunya secara gratis kepada audience atau followers yang mereka miliki di sosial media melalui webinar. Kamu bisa banget loh ikut pada sesi webinar yang mereka buat untuk mendapatkan insight baru. Never stop learning, pokoknya!

4. Take your time

Mollie Sivaram

It’s great jika kamu punya perencanaan yang baik untuk segala hal yang ingin kamu lakukan, termasuk skripsi. Tapi ingat, kadang ada hal-hal yang tidak bisa kita kontrol. So, jangan terlalu keras pada dirimu. Nikmati waktu yang saat ini kamu miliki; baca buku yang sudah lama kamu tinggalkan, dekor ulang kamar agar menarik, atau nonton film/drama kesukaan kamu.

5. Selalu berdoa

Nega

Nega via https://unsplash.com

Berkeluh kesah kepada yang menciptakan manusia tidak ada salahnya kok. Ketika apa yang kita curahkan kepada sesama manusia tidak menemukan jawaban, mungkin itu pengingat bahwa Tuhan merindukan kita. Tuhan merindukan hamba-Nya bercerita. Kita sebagai manusia harus selalu percaya bahwa kekuatan doa begitu dahsyat.

Bagaimanapun tidak ada perjuangan dan kesabaran yang sia-sia. Tidak semua hal harus diukur berdasarkan waktu tercepat. Setiap orang punya kisah perjalannya masing-masing. Tetap semangat, jangan lupa improve kualitas diri, dan terus berdoa teman-teman mahasiswa!

Sumber : https://www.hipwee.com/list/mengatasi-insecurity-bagi-para-pejuang-skripsi-di-masa-pandemi/