Merebaknya wabah Covid19 ke beberapa penjuru dunia telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perekonomian global. Tanpa terkecuali Indonesia, yang saat ini sedang berjuang mengatasi penyebaran Covid19. Berbagai upaya telah dilakukan secara maksimal oleh pemerintah kita untuk menekan angka penyebaran virus ini. Berdasarkan data situs resmi, peningkatan jumlah penderita covid19 di Indonesia ini ternyata telah memberikan beberapa dampak negatif di masyarakat, diantaranya :
1. Terjadi Panic Buying
Sejak Indonesia dinyatakan telah terkontaminasi dengan virus ini, mulai terjadi Panic Buying di masyarakat. Masyarakat berbondong-bondong membeli berbagai kebutuhan pelindung diri seperti : masker, hand sanitizer, jas hujan, cairan antiseptic hingga swab alcohol pun menjadi langka di pasaran. Tingkat pembelian yang tinggi oleh masayarakat ini malah dimanfaatkan oleh beberapa oknum dengan menjual bahan-bahan tersebut dengan harga yang relatif tinggi, dan mirisnya masyarakat kita pun tetap membelinya. Alhasil para tenaga medis dan paramedis pun kekurangan alat-alat pelindung diri tersebut, padahal mereka jauh lebih membutuhkan alat-alat ini dibandingkan masyarakat yang belum terkontaminasi.
Para pelaku usaha memanfaatkan situasi ini dengan menjual berbagai alat pelindung diri, dengan alasan untuk mempertahankan bisnis mereka dalam situasi krisis . Sah-sah saja kalau para pelaku usaha menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, akan tetapi harus memperhatikan kelayakan bagi konsumennya. Jangan sampai harga jual melebihi 10x lipat dari harga biasa. Karena ini akan sangat berpengaruh terhadap stabilitas sistem keuangan Indonesia.
Masyarakat akan memaksakan diri untuk membeli alat-alat ini dengan harga mahal dengan alasan untuk melindungi diri. Pada akhirnya transaksi perdagangan masyarakat meningkat, baik itu tunai maupun non tunai. Dan bukan hanya itu, perlahan harga kebutuhan pokok pun merangkak naik karena ketakutan masyarakat akan terjadinya krisis ekonomi. Kalau hal ini terjadi secara kontinyu, maka Bank Indonesia akan kesulitan menerapkan kebijakan makroprudensial.
2. Penyebaran berita hoaks
Penyebaran berita hoaks sudah sering kita lihat di media sosial, parahnya masyarakat kita banyak yang termakan dengan berita ini. Hingga masyarakat panik menghadapi covid19 . Transaksi perdagangan berbagai alat dan bahan pelindung diri meningkat signifikan karena berbagai berita yang disebarkan di media. Meskipun pemerintah telah membuka situs resmi tentang covid19 ini dan juga Kementrian Kesehatan dengan sigap berkoar-koar mengenai cara yang efektif untuk melindungi diri, tapi masyarakat kita masih saja termakan berbagai berita hoaks. Hal ini menjadi tugas berat bukan hanya bagi aparat pemerintah tapi bagi kita semua. Stop penyebaran berita hoaks di media sosial, supaya stabilitas sosial masyarakat terjaga dengan baik.
3. Dampak Social Distancing
Pemberlakuan social distancing untuk mencegah penyebaran covid19 ini ternyata malah menimbulkan masalah sosial lainnya, yaitu mulai terciumnya peningkatan arus mudik di masyarakat karena pemberlakuan bekerja dari rumah . Untunglah pemerintah kita cepat tanggap dalam mengatasi masalah ini, sehingga terus-menerus melakukan monitor arus mudik keluar daerah.
Satu lagi yang membuat kita miris, yaitu perlakuan masyarakat terhadap petugas medis dan paramedis yang merawat penderita covid19. Seakan-akan mereka ini secara pasti menjadi penyebar virus ini, sehingga mereka diisolasikan oleh masyarakat. Padahal mereka ini sedang berjuang menyelamatkan negara ini dari covid19.
Social distancing ini juga membuat para pelaku pasar terpaksa menutup usaha mereka sementara hingga wabah ini mereda, dan ini berpengaruh pada para pekerja mereka. Para pedagang kecil pun menjerit karena situasi ini. Mereka yang menggantungkan hidupnya dari hasil berdagang sehari-hari terpaksa menahan air mata dan mengencangkan perut dalam situasi ini.
5 Perilaku cerdas menghadapi ketidakpastian global
1. Stop penyebaran berita hoaks
Dapatkan informasi tentang covid19 melalui situs resmi, kalaupun kalian menemukan berita hoaks di media sosial, hapuslah dan jangan di share kemana-mana. Dengan begini kita telah berpartisipasi dalam menjaga stabilitas sosial masyarakat.
2. Cerdas membeli barang yang dibutuhkan
Salah satu contohnya adalah pembelian masker N95. Jangan menimbun masker ini, karena tenaga medis dan paramedis lebih membutuhkannya daripada kita. Cukuplah kita memakai masker biasa dan yang terpenting lakukan cara pencegahan lainnya. Lebih lengkapnya kalian bisa lihat di website kementrian kesehatan ataupun WHO.
3. Hindari menimbun kebutuhan pokok
Belilah barang-barang kebutuhan pokok sesuai dengan kebutuhan kita, dan jangan pernah terpikir untuk menimbun karena diluar sana masih banyak saudara-saudara kita yang lebih membutuhkannya. Para pedagang kecil yang menggantungkan hidup dari penghasilan harian bahkan belum tentu mampu membeli kebutuhan pokok mereka di saat situasi seperti ini. Para ojol yang terbanting penghasilannya karena social distancing, tak tau harus mengadu kemana sedangkan kebutuhan keluarga harus tetap mereka penuhi.
4. Kurangi transaksi tunai dan utamakan transaksi non tunai
Dengan meningkatkan transaksi non tunai, maka kita telah meringankan beban Bank Indonesia . Sehingga Bank Indonesia tidak harus memenuhi kebutuhan uang tunai secara front loading dan tidak perlu meningkatkan pengadaan uang tunai di ATM.
5. Hemat
Kita harus cerdas berperilaku dalam situasi sulit ini, salah satunya selalu menerapkan hidup hemat. Kita harus meminimalkan transaksi pembelian. Jika setiap keluarga mampu melakukan penghematan di segala bidang, otomatis transaksi perdagangan akan menurun. Dan akan berpengaruh pada nilai tukar rupiah. Mungkin kalian tidak akan pernah terbayang sebelumnya bahwa penghematan kalian dapat berpengaruh terhadap perekonomian negara ini. Tapi inilah kenyataannya jika kalian komitmen untuk berhemat, maka ekonomi negara ini pun dapat terselamatkan dan makroprudensial aman terjaga.
“Kita hanya perlu melakukan beberapa langkah kecil demi menyelamatkan bangsa yang besar ini”.
Leave A Comment
You must be logged in to post a comment.