Menjadi seorang mahasiswa tentu tak luput perannya dalam pembangunan bangsa dan negara. Mahasiswa dituntut menjadi seorang agen perubahan yang mampu menyalurkan aspirasi rakyat dikala pemerintah bertindak sewenang – wenang dan tidak adil kepada rakyat. Mahasiswa juga diharapkan mampu mengemban tanggung jawab besar yang ada dipundaknya dengan baik, karena mahasiswa dijadikan sebagai patokan negara untuk mencapai masa depan yang lebih baik. Namun, kenyataannya apakah semua mahasiswa peduli dengan tanggung jawabnya tersebut?

Jika kita telaah kembali, ternyata kepedulian mahasiswa terhadap masa depan bangsa Indonesia masih minim. Dibuktikan dengan kurang tertariknya mahasiswa terhadap isu – isu politik, maupun rasisme yang berkembang akhir – akhir ini. Hal ini bisa jadi disebabkan karena kurangnya kesadaran individu terhadap perannya di dalam masyarakat. Selain itu, mahasiswa kurang memperdalam pengetahuan dan terlalu memanjakan dirinya dengan teknologi, sehingga dapat terjerumus dalam budaya hedonisme dan hanya mementingkan diri sendiri tanpa mau melihat keadaan sosial di masyarakat.

Sikap mementingkan diri sendiri itu pun terlihat pada mahasiswa yang kurang peka terhadap lingkungan. Misalnya saja, sikap apatisme mahasiswa terhadap organisasi di kampus. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kemampuan mahasiswa dalam membagi waktu antara organisasi dan kuliah, kurangnya kemampuan mahasiswa dalam berinteraksi dengan individu lain, kurang minatnya mahasiswa untuk bergabung dalam organisasi, dan ketidaksadaran mahasiswa akan pentingnya organisasi.

Bahkan peran orang tua pun menjadi hambatan untuk mahasiswa mengembangkan dirinya dalam organisasi karena khawatir anaknya salah jalan dalam pengambilan keputusan atau khawatir prestasi anak bisa turun karena mengikuti organisasi. Padahal, kenyataannya banyak mahasiswa yang berorganisasi dan menorehkan prestasinya dibidang akademik maupun nonakademik, bahkan mereka yang berorganisasi pun mendapatkan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang mendekati sempurna pada setiap semesternya.

Maka dari itu, peran organisasi seperti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) menjadi penting bagi mahasiswa karena bisa mengembangkan potensi diri dalam bersosialisasi dan berpikir kritis. Kepedulian mahasiswa pun dapat diasah dengan adanya UKM tersebut, misalnya saja penggalangan dana yang dilakukan mahasiswa kepada rakyat yang terkena bencana di suatu daerah.

Hal ini dapat memupuk jiwa mahasiswa yang lebih peka terhadap lingkungan. Sayangnya, mahasiswa telah memiliki mindset dalam dirinya bahwa kuliah itu hanya berangkat, absen, tugas kuliah, pulang begitu saja hingga lulus. Padahal mahasiswa juga perlu aktif dalam organisasi karena hal itu bermanfaat ketika mahasiswa terjun ke lapangan pekerjaan yang pastinya dibutuhkan wawasan yang luas tentang lingkungan sosial masyarakat. Bukan hanya itu, mahasiswa juga dituntut untuk aktif menuangkan ide – ide cemerlangnya untuk kemajuan suatu perusahaan.

Sikap mahasiswa yang kurang peka terhadap lingkungan dapat menghambat diri seseorang untuk maju. Hal ini diibaratkan seperti benalu pada sebuah pohon. Benalu hanya menempel di pohon saja tanpa memberikan manfaat bagi pohon, sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangan pohon tersebut. Sama halnya dengan mahasiswa yang tinggal di lingkungan masyarakat, namun tidak memberikan manfaat bagi masyarakat. Bahkan bisa juga menghambat mahasiswa lain untuk mengembangkan potensinya.

Sebagai seorang mahasiswa yang artinya sudah tidak siswa lagi, sikap tersebut perlu dihilangkan. Karena seorang mahasiswa seharusnya bersikap lebih kritis dan mampu memberikan suaranya kepada kampus demi terwujudnya kampus yang lebih berkualitas. Namun, kenyataannya sikap tersebut masih dimiliki oleh mahasiswa milenial,  sehingga menghambat tanggung jawabnya untuk membangun masa depan Indonesia kearah yang lebih baik.

Di antara mahasiswa yang kurang peka terhadap lingkungan, masih ada sebagian mahasiswa yang masih peduli terhadap isu politik di Indonesia dengan berjuang hingga turun ke jalan. Akan tetapi, hal ini dipandang sebelah mata oleh mahasiswa yang kurang peka tersebut. Mereka beranggapan bahwa aksi tersebut hanyalah buang – buang waktu, sia – sia dan tidak ada gunanya. Padahal, mereka tak mengerti untuk apa mahasiswa melakukan hal tersebut. Mereka hanya berbicara tanpa tau makna yang didapat dari aksi tersebut.

Jika hal ini terus berlanjut, maka yang terjadi adalah Indonesia akan kehilangan harapan kepada mahasiswa dan menjadi sebuah negara yang mati tanpa penduduk yang berperan aktif untuk negara. Oleh karena itu, hendaknya kita harus sadar serta menyadarkan mahasiswa yang kurang peka terhadap lingkungan agar lebih peka terhadap isu yang berkembang saat ini. Salah satu caranya adalah terlibat aktif dalam organisasi kampus dan membuang hal – hal yang menghambat kita untuk mengembangkan potensi diri dalam berorganisasi.

Selain itu, mahasiswa juga harus mampu menuangkan ide – ide kreatifnya melalui sebuah karya guna memberikan solusi kepada pemerintah dalam membangun bangsa dan negara menuju Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Dan yang tak kalah penting adalah melakukan sebuah aksi, karena aksi merupakan wujud dari sikap peduli mahasiswa terhadap masa depan Indonesia.