1. Momen diwisuda bukanlah akhir perjuangan, justru setelahnya kamu harus memutar otak merencanakan masa depan
“Skripsi galaunya setengah mati. Tapi setelah lulus, galaumu akan jauh lebih besar lagi.”
Pernah mendengar hal serupa dari kakak angkatan, dosen, saudara, atau teman yang sudah lebih dahulu lulus? Ya, memang benar apa yang mereka katakan. Barangkali saat kuliah kamu masih bisa mengeluh saat dosen menolak idemu, dosen sulit ditemui atau dihubungi, dan sebagainya.
Namun ketika kamu lulus dan harus bekerja, jangan harap kamu bisa mengeluh. Kamu akan dihadapkan pada profesionalisme kerja dan segenap aturan perusahaan. Tak hanya itu, usai lulus kamu juga dituntut bertanggung jawab atas diri sendiri, mulai memikirkan membalas jasa-jasa orang tua, hingga keinginan untuk segera menikah.
2. Kamu bisa jadi merasa bimbang, perkara mengirim lamaran ke perusahaan besar atau lebih baik merintis bisnis demi jadi wirausahawan
Terkadang di awal kelulusannya, orang-orang masih sering bingung akan pilihan kerjanya. Bisa jadi karena belum benar-benar paham apa yang menjadi minat dan bakatnya, masih merasa ketrampilannya kurang, atau beberapa pilihan karir tidak disetujui orang tua.
Sebagian lulusan perguruan tinggi pun punya macam-macam pilihan untuk masa depannya. Ada yang memang ingin melamar kerja karena tidak tertarik pada wirausaha, ada yang melamar kerja karena belum punya modal untuk berbisnis, ada pula yang langsung praktek berbisnis dengan tabungan sendiri, suntikan dana dari orang tua, melanjutkan bisnis orang tua, maupun pinjaman dari bank.
Semuanya itu sah-sah saja kok, selama dilakukan dengan kesadaran diri dan pemikiran matang. Sebagai permulaan, kamu juga perlu pengalaman kerja yang mumpuni. Biasanya pengalaman kamu juga akan dipertimbangkan dan bernilai di mata perusahaan lain apabila telah mencapai waktu satu tahun.
3. Ketika mantap memilih jadi karyawan saja, kamu pun akan dihadapkan pada berbagai kesulitan yang memenuhi isi kepala
Pekerjaan barumu memang menyenangkan. Setelah melewatkan masa percobaan dan adaptasi dengan lingkungan kerja, kamu bisa menyatu dengan kawan-kawan. Setiap jobdesk yang diberikan atasan juga tidak serumit awal mulanya lagi. Kamu pun naik jabatan dan dipercaya memegang amanah yang tidak mudah. Tentu saja kamu menyenanginya. Pertama, ini menunjukkan kinerja kamu yang meningkatkan dan layak diapresiasi. Kedua, gaji dan fasilitasmu otomatis juga meningkat.
Namun gaji dan jabatan baru tersebut juga menimbulkan konsekuensi baru. Ada waktu-waktu tertentu di mana tanggungjawabmu terasa begitu besar dan berat. Oleh karenanya kamu perlu lembur dan menggauli deadline-deadline yang menumpuk. Tak hanya kesal secara mental, fisikmu perlahan-lahan juga mulai dan letih. Waktu-waktu berkualitasmu akan habis. Hingga akhirnya, kamu akan berkata:
“Aku lelah. Aku sepertinya harus berhenti kerja dan memulai hidup baru dengan berbisnis sendiri saja.”
4. Merintis bisnis sendiri bukan berarti kamu boleh berleha-leha, justru di titik ini kamu harus bekerja lebih keras dari sebelumnya
Setelah melalui perjuangan mengajukan surat resign dan disetujui oleh atasan, kamu pun melenggang bebas di luar kantormu. Buru-buru kamu mengambil modal dari rekeningmu, yang selama ini kamu dapatkan dari jerih payah menyisihkan uang gaji. Kamu pun segera sigap melakukan bisnis berdasarkan konsep-konsep yang tersimpan lama di benakmu.
Di fase inilah kamu akan sangat bersyukur. Pasalnya, kamu akan memiliki kebebasan tempat dan waktu kerjamu. Waktu berkualitas juga sangat mungkin kamu curi dengan mudah. Akan tetapi, bukan berarti kerjamu santai-santai saja. Kamu juga harus berjuang keras bagaimana usahamu yang dimulai dari titik nol itu bisa dikenal dan menghasilkan uang. Bahkan ketika orderan datang padamu di tengah malam, kamu pun harus mengalahkan rasa malas demi tak mengalahkan pelanggan.
5. Ada kalanya kamu hanya bisa berlapang dada ketika usaha yang kamu tekuni ternyata tak memberi hasil apa-apa
Siapa yang tak berang setelah modal yang cukup banyak digelontorkan, namun tidak memberikan hasil apa-apa? Siapa juga yang tak sedih ketika usaha kamu yang pada awalnya laris manis, seketika sepi dan kehilangan pasar?
Wirausaha itu memang ibarat pertarungan. Gambling pun pernah dialami orang-orang sukses dalam menjalankan bisnis. Namun mereka tak langsung menyerah. Mereka sadar kalau dalam berbisnis, selalu akan ada permasalahan-permasalahan muncul setiap waktu. Entah itu masalah sepele atau yang berat sekalipun.
Di fase ini, seharusnya kamu mengevaluasi apa yang telah kamu kerjakan. Barangkali memang strategi kurang tepat, lokasi bisnis kurang strategis, promosi yang kurang, atau pelayanan yang belum maksimal. Masalah yang mendera seharusnya dijadikan sahabat untuk kesuksesan bisnis di masa depan.
6. Tapi kamu tak menyerah begitu saja, kegagalan malah membuat semangat belajarmu meningkat luar biasa
Ketika fase pada poin kelima sudah terjadi pada bisnismu, bergegaslah kamu ke perpustakaan atau mencari sumber-sumber literatur lainnya. Inilah yang penting untuk dikerjakan saat kamu harus mengevaluasi bisnismu yang belum stabil.
Tak mesti lewat buku, kamu juga bisa mencari wawasan lebih lewat internet atau majalah khusus bisnis dan marketing. Jika kamu bisa, kenapa ragu untuk menemui kawan-kawan atau pakar di bidang bisnis? Tentu saja kamu bisa! Caranya dengan sering mengikuti seminar atau bergabung dalam komunitas bisnis online atau offline yang tak pelit berbagi ilmu seputar membangun bisnis.
7. Usaha yang kamu tekuni harus dievaluasi, modal pengetahuan dan pengalaman menjadikanmu tak ragu untuk bangkit lagi
Insting adalah perilaku dan reaksi terhadap suatu rangsangan tertentu yang tak dipelajari, tapi telah ada sejak kelahiran manusia. Dalam ilmu psikoanalisis, insting dianggap sebagai tenaga psikis bawah sadar. Konon, insting tidak pernah salah sebagaimana insting seorang ibu kepada anaknya yang disayang dan telah bertahun-tahun diurusnya. Bila kamu memang amat sayang kepada bisnismu, ditambah lagi dengan ilmu yang kamu dapatkan dari literatur dan para ahli, yakinlah instingmu itu juga tidak pernah salah.
8. Kamu mungkin akan membandingkan masa lalu dan saat sekarang, memikirkan apakah keputusan keluar dari perusahaan memang jadi yang paling benar
“Aku tidak boleh menyesali keputusanku. Aku yakin bisa sehebat mereka!”
Jika ingin menjadi seorang pengusaha sukses, jangan lagi memikirkan masa lalu sebagai seorang pekerja di perusahaan lamamu. Buang jauh-jauh bayangan tentang pemasukan rutin dan nominal besar per bulannya ke rekeningmu. Keinginan suksesmu pasti akan tersendat, persis seperti orang yang gagal move on dari mantan kekasihnya. Ingat saja hal-hal yang kamu benci dari kantor lamamu, sehingga kamu tetap kekeuh menjadi seorang pengusaha.
Jangan juga mengingat-ingat kegagalan bisnismu sebagai sebuah kesalahan. Sekali lagi, gagal itu wajar dalam dunia bisnis. Selama kamu cepat bergerak mengevaluasi dan terus melakukan perubahan, kamu bisa membangkitkan kembali bisnismu dengan lebih jaya.
9. Rencana tanpa niat kuat adalah usaha yang sia-sia. Komitmen menjadi pengusaha sukses harus senantiasa terapal dalam kepala
Di tahap ini, kamu harus sadar betul bahwa pertimbanganmu meninggalkan jabatan di perusahaan bukanlah untuk main-main. Sebaliknya, ini adalah komitmen besarmu untuk menjadi orang yang maju dan berkembang lebih pesat dibandingkan sebelumnya. Segala rencana dan konsep perlu kamu lakukan dengan giat dan konsekuen.
10. Kegagalan harus dihadapi dengan gagah berani. Tak ada pilihan selain bangkit dan mencoba lagi
Bila Thomas Alfa Edison punya karakter yang cepat menyerah dan malas, mungkin saja kini namanya tak pernah dikenang sebagai penemu yang berjasa. Mungkin juga ilmu yang dikuasai tak akan pernah terwariskan kepada para pemilik usaha lampu. Efeknya, kita juga tak akan pernah merasakan betapa indah dan hangatnya malam dalam naungan terang. Bisnis pun sama halnya. Percobaan yang banyak, lagi dan lagi akan terus meningkatkan jam terbang dan kualitasmu di tengah persaingan dengan pelaku bisnis lainnya. Tapi ingat ya, kamu tetap harus bersaing secara sehat.
11. Halau rasa ragu dalam dirimu. Yakinlah bahwa menjadi wirausahawan adalah panggilan hidupmu
Kata pengusaha kawakan Indonesia, almarhum Bob Sadino, kamu tidak perlu banyak berpikir. Rencana pun boleh-boleh saja. Tapi apa artinya jika rencananya itu kebanyakan, rumit, dan tidak dilaksanakan juga? Bukankah semua hanya tinggal omongan belaka? Gerakkan tangan dan kakimu lagi untuk membangun bisnis besarmu kelak. Jangan takut memulai lagi dari nol. Jika harus memulai usaha dari emperan jalan raya, maka lakukanlah. Orang akan melihat seberapa besar perjuangan kamu dan kesungguhanmu.
12. Naik turun usaha itu sah-sah saja, tetaplah bekerja keras menjalankannya
Siapa bilang kerja keras hanya diperlukan saat usahamu sedang menurun? Justru tidak! Kamu harus senantiasa bekerja keras untuk usahamu. Bedanya adalah tujuan yang kamu harapkan dari kerja keras tersebut. Bila tadinya kamu bekerja keras untuk membangun kembali kehadiran usahamu, nantinya kamu akan bekerja keras lagi untuk menambah pelangganmu. Nantinya akan ada lagi kerja keras untuk mempertahankan kesuksesan usahamu. Begitu terus dan selanjutnya. Jadi, siapa bilang menjadi wirausahawan itu sangat amat santai?
13. Karena pelangganmu adalah segalanya, jangan sekali-kali mengabaikan permintaan mereka
Pelanggan adalah raja.
Peribahasa di atas memang sangat benar adanya. Pelanggan adalah sumber rejekimu. Merekalah yang akan membeli produk atau jasa yang kamu jual. Oleh karenanya, jangan pernah merasa seolah-olah kamu adalah majikan meski kamu adalah pemiliknya.
Sebaliknya, jadikan pelangganmu sebagai majikan. Berikan mereka layanan yang memuaskan. Bahkan kamu bisa bertingkah laku seolah konsultan atau asisten ketika mereka perlu menentukan pilihan. Ketika produk yang kamu tawarkan sebenarnya adalah hal yang biasa saja, pelangganmu akan mungkin kembali lagi bila melihat keramahan dan keunggulan layanan di tempatmu.
14. Kesuksesan itu tak datang dalam semalam. Berbanggalah karena kamu berhasil melalui jatuh bangun perjuangan
Inilah yang jadi penantian panjangmu. Kesuksesan. Dalam dunia bisnis, kesuksesan berarti produkmu banyak dicari orang, laris, dan mampu menghasilkan profit yang lebih dari sekedar mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kesuksesan akan semakin lengkap bila juga diimbangi dengan kedamaian hati dan jiwa. Syukur-syukur kamu juga mampu bersedekah dan turut mempekerjakan orang-orang yang ada di sekelilingmu.
Dari ragam perjuangan di atas, kita bisa menyadari bahwa tidak ada kesuksesan yang datang dengan mudah. Tanya saja pada para pengusaha sukses yang ada di sekelilingmu. Mereka pasti punya catatan kegagalan di masa lalu.
Yang pasti sukses dan pencapaian tak bisa diukur dari apa yang bisa kamu dapatkan. Justru kemauan untuk bangkit setelah mengalami berbagai kegagalan adalah yang menentukan.
Leave A Comment
You must be logged in to post a comment.