Skripsi atau tugas akhir merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh mahasiswa semester akhir di Indonesia. Jika berbicara skripsi, bukan hanya soal substansi saja  tetapi tantangan-tantangan yang harus dihadapi saat penulisannya.

Tidak jarang, banyak mahasiswa yang sudah ogah ketika mendengarnya. Alasannya beragam, mulai dari yang sulit menentukan judul, sulit menemui dosen pembimbing hingga revisi berkali-kali.

Jika kamu iseng untuk mengetik kata “skripsi” di laman pencarian, hasilnya yang ditemukan tidak jarang berupa:

“Semester Tua Mahasiswa adalah Masa yang Menakutkan”
“Dosa Saat Menunda Skripsi”
“Skripsi adalah Momok Menakutkan bagi Mahasiswa”
“Kecemasan Mahasiswa Akhir saat Mengerjakan Skripsi”

Belum lagi tips and trick menghadapi dosen pembimbing yang killer atau cara mengerjakan skripsi dalam sekejab- yang rasanya tidak mungkin. Sebenarnya masih banyak hal lika-liku mengenai dunia perskripsian. Memang, skripsi adalah hal yang paling nanonano di dunia mahasiswa.

Namun, tantangan yang ada mau tidak mau harus dijalani. Membayangkan lulus dengan nilai memuaskan dan raut wajah bangga orang tua menjadi motivasi. Walaupun banyak cobaan dalam mengerjakan skripsi, toh banyak dari kamu yang pantang mundur. Tapi, perlu diingat, hal yang kamu pikir menakutkan, nyatanya tidak semengerikan itu. Hal ini seperti menyetujui salah satu quote yang belakangan ini bertebaran di media sosial:

1. Lebih mengetahui kelebihan dan kekuranganmu

unplash.com/Sean Kong

unplash.com/Sean Kong via https://unsplash.com

Ketika pengerjaan skripsi, seolah hanya ada kamu dan skripsimu. Kamu jadi mengeksplorasi diri lebih dari biasanya. Cara kamu berpikir dan bertindak pun seolah diarahkan untuk mendukung selesainya pengerjaan skripsi. Sehingga secara tidak sadar  kamu mencoba menelaah dan berkenalan lagi dengan diri sendiri secara mendalam. Dengan itu, kamu bisa tahu  apa saja kelebihan dan kekuranganmu.

Kelebihanmu yang mendukung bisa diasah sehingga menjadi potensi dimasa depan dan bermanfaat bagi dirimu, seperti bisa memahami teks dengan baik, tidak pantang menyerah hingga dapat mengatur diri agar lebih disiplin menulis. Begitu pun kekuranganmu yang bisa kamu  evaluasi dan dijadikan perbaikan.

2. Belajar untuk menemukan dan menentukan strategi dengan tepat

unplash.com/Dollar Gill

unplash.com/Dollar Gill via https://unsplash.com

Strategi bisa dijadikan kunci ketika pengerjaan skripsi. Misalnya, kamu tahu bahwa kamu sangat giat dan mudah penasaran. Disamping itu, ternyata kamu memiliki permasalahan yakni kamu belum mahir dengan menggunakan suatu metode. Sehingga kamu pun akan menentukan langkah-langkah yang bisa mengatasi masalahmu.

Terlebih, kamu mengetahui bagaimana kamu sebenarnya sehingga belajar secara mendalam lewat berbagai sumber dan juga menganalisis data dengan beberapa metode tepat adalah dua cara diantara beberapa cara yang mungkin akan kamu lakukan.

Semakin kamu mengenal diri sendiri, semakin kamu tahu langkah dan strategi yang harus dijalani. Kamu bisa menentukan langkah dan keputusan yang tepat sehingga meminimalisir permasalahan-permasalahan selanjutnya.

3. Belajar mengenai apa itu pencapaian dan kamu akan tahu apa yang mau kamu capai

pexels.com/ Vantha Thang

pexels.com/ Vantha Thang via https://www.pexels.com

Saat pengerjaan skripsi, banyak makna pencapaian yang diartikan setiap orang. Dikatakan pencapaian mungkin bagi beberapa orang yakni ketika lulus dengan nilai sempurna. Beberapa lainnya mungkin dengan lulus tepat waktu. Tapi, bisa jadi makna pencapaian sebagian lainnya adalah ketika konsisten menulis walaupun persetujuan dosen tidak kunjung datang.

Pencapaian setiap orang mungkin berbeda, tetapi dari sinilah kamu bisa bertanya kepada diri sendiri seperti, “apa sebenarnya makna pencapaian bagi saya?”, “mengapa saya harus mencapai itu?”, “apa manfaat yang bisa saya rasakan ketika hal tersebut sudah dicapai?” dan sebagainya.

4. Secara pasti kamu tahu apa yang kamu suka dan tidak sukai

pexels.com/Min An

pexels.com/Min An via https://www.pexels.com

Kamu tahu jurus jitu untuk meningkatkan mood sehingga kamu bisa mengerjakan deadline yang diberikan dosen pembimbing. Hasilnya kamu dapat mengumpulkan beberapa halaman baru dengan tepat waktu dan percaya diri untuk berkonsultasi pada hari berikutnya.

Begitu pula ada hal yang dapat mengurangi mood dan cenderung kamu tidak suka yang dapat memperlambat pengerjaan, mungkin seperti kamar yang berantakan atau suara-suara yang berisik. Dengan itu, sedikit demi sedikit kamu sadar dan tahu apa yang kamu suka dan tidak sukai. Kamu pun sebisa mungkin menempatkan pada hal yang disuka serta menjauhi hal-hal sebaliknya.

 

5. Tidak ada yang sempurna, kamu bisa belajar untuk lebih menerima diri apa adanya

unplash.com/ Priscilla Du Prezz

unplash.com/ Priscilla Du Prezz via https://unsplash.com

Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Kamu bisa langsung merasakan ketika harus merevisi berulang kali tulisanmu, kurangnya dokumentasi yang dijadikan bukti bahkan  perlu mewawancarai ulang narasumber untuk melengkapi jawaban yang kurang lengkap sebelumnya.

Sama halnya dengan dirimu. Kamu sadar bahwa kamu tidak sempurna. Kamu menerima diri apa adanya beserta segala kelebihan dan kekuranganmu. Sehingga kamu belajar untuk lebih baik lagi dari sebelumnya tanpa memaksakan untuk terlihat sempurna.

Hal-hal yang dianggap cenderung menakutkan dan momok bagi mahasiswa, ternyata tidak seburuk yang dibayangkan, jika kamu mau melihat dari segala sisi yang membuat pandanganmu akan sesuatu lebih luas, termasuk skripsi.

Skripsi bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan, tetapi hal yang perlu dihadapi. Jika kamu sedang berusaha menyelesaikan skripsi, ingatlah bahwa “Tidak ada skripsi yang sempurna. Skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai”.

 

Sumber : https://www.hipwee.com/list/kebaikan-skripsi/