Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) per 31 Maret 2020 terdapat 750.890 kasus positif COVID-19 dan terdapat 36.405 kasus kematian akibat COVID-19.  Tingginya jumlah kasus terinfeksi dan kematian akibat COVID-19 menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia bahkan dunia untuk tinggal di rumah dan mengurangi mobilitas ke luar rumah dalam rangka mencegah penyebaran COVID-19.  Tentunya kita prihatin, namun dibalik fenomena COVID-19 ini ada berkah bagi lingkungan hidup yang patut kita syukuri.  Setidaknya ada dua hal:

1.      Berkurangnya Emisi Gas Rumah Kaca & Gas Polutan Lainnya

Dengan lebih banyak masyarakat yang lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah, maka penggunaan alat transportasi pun berkurang, baik dari jumlah unit maupun intensitas waktunya.  Itu artinya penggunaan bahan bakar minyak (BBM) pun berkurang.  Data dari Pertamina, untuk Indonesia konsumsi BBM per harinya berkurang 11.130 Kilo Liter atau turun 8% dari rata-rata nasional harian (Kompas.com, 27/3/2020).  Dengan berkurangnya penggunaan BBM dari sektor transportasi maka berkurang pula emisi gas rumah kaca dan gas polutan lainnya.  Ini tentunya berdampak pada kualitas udara yang lebih baik, dan menghambat pemanasan global.

2.      Berkurangnya timbulan Sampah Plastik

Bagi para pekerja kantoran, mahasiswa dan pelajar yang sekolahnya menerapkan full-day school  sudah menjadi hal yang lumrah apabila saat jam istirahat mencari makan siang atau cemilan di warung, kantin atau para penjaja makanan di sekitar kantor atau rumah.  Bagi yang terbiasa dengan aplikasi belanja online akan menggunakan jasa pesan-antar.  Di akhir hari, berapakah botol plastik minuman, sedotan plastik, sendok plastik, kemasan plastik, dan kantong kresek yang berakhir menjadi sampah?

Lipi.go.id mengungkapkan bahwa konsumsi plastik Indonesia adalah 17 Kg  per kapita per tahun.  Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hdup dan Kehutanan, sebagaimana dikutip katadata.co.id, pada tahun 2017 sampah plastik mencapai 16% keseluruhan sampah Indonesia. Sampah plastik ini dapat mencemari tanah, sungai, laut bahkan udara, padahal keberadaan di alam membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk bisa terdekomposisi (terurai) sempurna

Dengan masyarakat menerapkan bekerja dari rumah dan belajar dari rumah maka berkuranglah jumlah sampah plastik yang dihasilkan.  Tiap orang dalam tiap rumah tangga mengurangi jajan di luar.  Makanan diolah & disediakan di rumah.  Kalaupun menggunakan jasa layanan pesan-antar maka jumlah kantong keresek yang digunakan lebih sedikit, bahkan bisa tanpa sendok plastik karena sudah ada sendok sendiri di rumah.

Tentu diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan seberapa besar dampak positif COVID-19  terhadap lingkungan hidup.  Namun sekilas tampaknya benar juga bila ada yang berpendapat bahwa saat-saat ini “Bumi sedang Memulihkan Dirinya”.

 

Sumber : https://www.kompasiana.com/yansearfinando/5e841fc1259d5c09f26b9422/covid-19-berkah-bagi-lingkungan-hidup?utm_source=jixie